Kata Mutiara & Kata Bijak Bung Karno
Ir. Soekarno Hatta
(1901-1970) adalah presiden pertama Indonesia yang menjabat sebagai
presiden RI pada tahun 1945 – 1966. Hingga saat ini, kebanyakan
masyarakat Indonesia masih menganggap Ir. Soekarno atau biasa dipanggil
Bung Karno sebagai pemimpin terbaik yang pernah dimiliki oleh Bangsa
Indonesia. Soekarno juga merupakan orang pertama yang memproklamasikan
kemerdekaan, mencetuskan Pancasila dan UUD 45.
Selama masa kepemimpinannya, Bung Karno
dikenal sebagai orang yang memiliki pengaruh dan wibawa yang besar, baik
di dalam maupun luar negeri. Ir. Soekarno juga dikenal sebagai orator
ulung yang mampu mempengaruhi dan mengobarkan semangat rakyat melalui
pidatonya yang berapi – api. Hingga saat
ini telah banyak pidato , baik teks, dokumentasi maupun rekaman video dari Bung Karno yang sangat terkenal hingga saat ini, seperti pidato tentang Ganyang Malaysia, To Build The World A New (pidato Ir. Soekarno di depan rapat PBB tahun 1963), Proklamasi Kemerdekaan dan banyak lagi.
ini telah banyak pidato , baik teks, dokumentasi maupun rekaman video dari Bung Karno yang sangat terkenal hingga saat ini, seperti pidato tentang Ganyang Malaysia, To Build The World A New (pidato Ir. Soekarno di depan rapat PBB tahun 1963), Proklamasi Kemerdekaan dan banyak lagi.
Presiden Soekarno meninggal pada tahun
1970 karena penyakit ginjal dan dimakamkan di Blitar tepat disebelah
makam ibunya. Pemerintahan RI menetapkan masa berkabung selama 7 hari
untuk menghormati jasa besar presiden Soekarno selama hidupnya bagi
bangsa Indonesia.
Berikut adalah sebagian kecil dari kumpulan kata mutiara dan kata bijak Bung Karno selama hidupnya, yang dikumpulkan dari pidato, buku dan biografi Bung Karno.
Kata Mutiara & Kata Bijak Bung Karno
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”
“Merdeka hanyalah sebuah jembatan.
Walaupun jembatan emas, di seberang jembatan itu jalan pecah dua: satu
ke dunia sama rata sama rasa, satu ke dunia sama ratap sama tangis!”
“Kita adalah bangsa besar, kita bukan
bangsa tempe. Kita tak akan mengemis, kita tak akan minta – minta
apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat
itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka dari pada makan bestik
tetapi budak. (pada suatu Pidato HUT Proklamasi tahun 1963)
“Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam”
“Laki-laki dan perempuan adalah seperti
dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka
terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; Jika
patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu
sama sekali”
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”
“Saya katakan bahwa cita-cita kita
dengan keadilan sosial ialah satu masyarakat yang adil dan makmur dengan
menggunakan alat-alat industri, alat-alat tehnologi yang sangat modern.
Asal tidak dikuasai oleh sistem kapitalisme”
“Apabila di dalam diri seseorang masih
ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan maka jaminan bagi
orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah
pun”
“Tuhan tidak merubah nasib suatu bangsa, sebelum bangsa itu merubah nasibnya”
“Tidak seorang pun yang
menghitung-hitung; berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini,
jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”
“Tetaplah bersemangat, Elang Rajawali!”
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian,
bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena
kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya
adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa”
“Janganlah mengira kita semua sudah
cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di
gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan
mengucurkan sebanyak-banyak keringat”
“Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang membuat kita menjadi perkakasnya Tuhan, dan membuat kita menjadi hidup di dalamrokh”
“Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaran”
“Gantungkan cita-cita mu setinggi
langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan
jatuh di antara bintang-bintang”
“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “
“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman
Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma
bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah
nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT
Proklamasi, 1964 Bung Karno)
“Nasionalisme eropa adalah satu
nasionalisme yang bersifat serang menyerang. Satu nasionalisme yang
mengejar keperluan Beograd. Satu nasionalisme perdagangan yang untung
atau rugi. Nasionalisme semacam itu pastilah salah, pastilah binasa”
“Sosialisme berarti adanya pabrik yang
kolektif, adanya industrialisme yang kolektif, adanya produksi yang
kolektif, adanya distribusi yang kolektif, adanya pendidikan yang
kolektif”
“Orang tidak bisa mengabdi kepada Tuhan dengan tidak mengabdi kepada sesama manusia. Tuhan bersemayam di gubuknya si miskin”
“Apakah kelemahan kita? Kelemahan kita
ialah kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita
menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain,
padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong”
“Janganlah melihat ke masa depan dengan
mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca
bengala dari pada masa yang akan datang”
“Dari sudut positif, kita tidak bisa
membangunkan kultur kepribadian kita dengan sebaik-baiknya kalau tidak
ada rasa kebangsaan yang sehat”
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka”
“Apakah kita mau Indonesia merdeka yang
kaum kapitalnya merajalela, ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang
semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa
dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?”
“Seorang Marhaen adalah orang yang
mempunyai alat yang sedikit. Bangsa kita yang puluhan juta jiwa yang
sudah dimelaratkan, bekerja bukan untuk orang lain dan tidak ada orang
bekerja untuk dia. Marhaenisme adalah Sosialisme Indonesia dalam
praktek”
—
Demikianlah koleksi Kata Mutiara & Kata Bijak Bung Karno. Semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar